RAHMAT ALLAH
Salah satu sifat yang dimiliki Allah Swt dari
99 nama-Nya adalah Ar Rahman yang mengandung makna kelemahlembutan, kasih
sayang dan kehalusan. Kalau kita sebut mendapat rahmat Allah, itu berarti
seseorang memperoleh kasih sayang dari Allah Swt. Dengan kata lain, rahmat
Allah adalah karunia Allah berupa kenikmatan, rizki, kebahagiaan dan
ketentraman hidup di dunia maupun di akhirat.
Sebagai manusia apalagi sebagai
muslim, kita tentu amat mengharapkan rahmat dari Allah Swt sehingga kita selalu
berdo’a, baik di dalam shalat maupun di luar shalat untuk bisa memperoleh
rahmat Allah. Hal ini karena orang yang mendapat rahmat Allah tentu saja
tergolong kedalam kelompok orang yang beruntung sebagaimana firman Allah yang
artinya: Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau
tidak ada karunia Allah dan rahmt-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong
orang-orang yang rugi (QS 2:64). Bahkan di dalam ayat lain, keuntungan
orang yang mendapat rahmat Allah itu akan dijauhkan dari azab-Nya, Allah
berfirman yang artinya: Barangsiapa yang diajuhkan azab daripadanya pada
hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah
keberuntungan yang nyata (QS 6:16).
KIAT MERAIH RAHMAT
Untuk memperoleh rahmat Allah, tentu saja tak
cukup hanya sekedar berdo’a. Ada sejumlah usaha yang harus kita lakukan dan
sifat yang harus kita miliki, kesemuanya itu berkisar pada kebajikan, ini
sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa rahmat yang Allah berikan kepada
hamba-hamba-Nya itu amat terkait dengan apakah mereka melaksanakan dan
memperjuangkan tegaknya nilai-nilai kebajikan atau tidak..
Pertama, taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
baik dalam keadaan susah maupun senang, berat maupun ringan, waktu sendiri atau
bersama orang lain. Tegasnya, kalau mau memperoleh rahmat Allah kita harus taat
kepada Allah dan rasul-Nya dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga,
hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya: Dan taatilah Allah dan
Rasul supaya kamu diberi rahmat (3:132).
Kedua, harus tolong menolong dalam
kebaikan, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, mendirikan shalat sehingga
memberi pengaruh yang besar dalam bentuk menghindari perbuatan keji dan munkar
serta menunaikan zakat agar menjadi suci jiwa kita, terjembatani hubungan
antara yang kaya dengan yang miskin serta kemiskinan bisa diatasi secara
bertahap. Perbuatan yang disebutkan ini bisa menjadi sebab seseorang memperoleh
rahmat Allah karena perbuatan semacam itu tergolong kedalam kelompok perbuatan
yang bajik dan Allah amat menyenangi segala bentuk kebajikan, karenanya wajar
saja kalau rahmat Allah akan diberikan kepada orang yang melakukan hal-hal
semacam itu, hal ini difirmankan Allah yang artinya: Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (9:71)
Ketiga, Iman yang kokoh sehingga bisa
dibuktikan dengan amal shaleh yang sebanyak-banyak meskipun hambatan, tantangan
dan rintangan selalu menghadang, namun dia tetap Istiqomah dalam keimanannya
sehingga dengan keimanannya yang mantap itu, kesusahan hidup tidak membuatnya
harus berputus asa sedang kesenangan hidup tidak membuatnya menjadi lupa diri, inilah
yang kita maksud dengan istiqomah, dan iman serta istiqomah seperti itulah yang
kelak akan membuat seorang mu’min memperoleh rahmat dari Allah Swt, hal ini
difirmankan Allah yang artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan
berpegang teguh kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke
dalam rahmat yang besar dari-Nya (syurga) dan limpahan karunia-Nya. Dan
menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya (QS 4:175).
Disamping itu, iman dan istiqomah
harus disertai dengan hijrah, yakni meninggalkan segala bentuk larangan Allah
dan berjihad dalam arti bersungguh-sungguh dalam perjuangan menegakkan
nilai-nilai Islam dalam segala aspeknya, hal ini difirmankan Allah yang
artinya: Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad adalah lebih
tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat
daripada-Ny, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan
yang kekal (QS 9:20-21, lihat juga QS 2:218).
Keempat, mengikuti Al-Qur’an dan selalu
bertaqwa kepada Allah serta menunaikan zakat, hal ini karena Al-Qur’an
merupakan petunjuk bagi manusia apabila ia ingin memperolah ketaqwaan kepada
Allah Swt, karenanya untuk meraih rahmat Allah manusia harus bertaqwa
kepada-Nya, sedang untuk bisa bertaqwa harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
terdapat di dalam Al-Qur’an. Ini berarti, amat mustahil bagi manusia untuk bisa
bertaqwa kepada Allah apabila Al-Qur’an tidak diikutinya. Dalam kaitan ini
Allah berfirman yang artinya: Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami
turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi
rahmat (QS 6:155).
Pada ayat lain, disamping harus mengikuti
Al-Qur’an sebagai aktualisasi dari keimanan kepadanya dan bertaqwa. Untuk
memperoleh rahmat Allah, seorang muslim juga harus berzakat dan memantapkan
iman kepada ayat-ayat Allah. Zakat merupakan kewajiban kaum muslimin yang
memiliki kemampuan dan Allah amat senang kepada orang yang menunaikannya dan selalu
memperkokoh keimanan kepada Al-Qur’an yang berisi ayat-ayat Allah menjadi
keharusan untuk bisa memahami dan mengikuti petunjuk yang terdapat di dalamnya,
Allah berfirman yang artinya: Maka Aku akan tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami QS 7:156)
Keempat, berbuat baik, yakni perbuatan apa
saja yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang datang dari Allah dan
Rasul-Nya serta tidak mengganggu orang lain, bahkan orang lain bisa merasakan
manfaat baiknya, sekecil apapun manfaat yang bisa dirasakannya. Allah berfirman
yang artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (QS 7:56).
Kelima, mendengarkan bacaan Al-Qur’an apabila sedang dibacakan,
hal ini karena, Al-Qur’an merupakan kalamullah atau perkataan Allah, sebab
jangankan Allah, pembicaraan sesama manusia saja harus kita dengarkan atau kita
perhatikan, apalagi kalau ucapan Allah yang tentu harus lebih kita perhatikan.
Manakala seorang muslim telah mendengarkan Al-Qur’an bila dibacakan, maka Allah
senang pada orang tersebut sehingga Allah mau memberi rahmat kepadanya. Allah
berfirman yang artinya: Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah
baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (QS
7:204).
Keenam, taubat dari segala dosa yang telah dilakukan, hal ini
karena secara harfiyah, taubat berarti kembali, yakni kembali kepada Allah.
Orang yang berbuat dosa adalah orang yang menjauhi Allah sehingga karena sudah
merasa jauh dari Allajh dia merasa leluasa untuk melanggar ketentuan yang
selama ini ditaatinya. Dengan taubat, manusia berarti mau mendekati Allah lagi
dan Allah senang kepada siapa saja yang mau bertaubat, sebanyak apapun dosa
yang sudah dilakukannya. Namun taubat itu bukanlah sekedar mengucapkan
istighfar, tapi menyadari terhadap kesalahan yang dilakukan. Menyesali,
bertekad untuk tidak mengulanginya dan membuktikan bahwa dia betul-betul telah
meninggalkan segala perbuatan salahnya dengan menggantinya kepada segala
kebaikan, inilah yang membuat Allah cinta kepadanya sehingga rahmat Allah akan
diberikan kepadanya, hal ini difirmankan Allah yang artinya: Dia (Nabi
Shaleh) berkata: Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum
(kamu minta) kebaikan?. Hendaklah kamu minta ampun kepada Allah, agar kamu
mendapat rahmat (QS 27:46).
Ayat yang
menyebutkan kecintaan Allah kepada orang yang bertaubat adalah yang artinya:
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai
orang-orang yang membersihkan diri (QS 2:222).
Dengan
demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya, sedang Allah baru menghendaki memberikan
rahmat kepada seseorang, manakala orang tersebut telah melakukan atau memiliki
sifat-sifat yang membuatnya pantas memperoleh rahmat dari Allah Swt. Persoalan
sekarang adalah, apakah kita mau atau tidak dengan rahmat Allah itu, bila mau
maka keharusan bagi kita untuk berusaha dengan usaha yang telah digariskan oleh
Allah sendiri di dalam Al-Qur’an sebagaimana yang kita bahas dalam tulisan yang
singkat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar