BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Jazirah arab pada masa pra Islam
adalah wilayah yang diapit oleh 2 Imperium besar : Byzantium
(Romawi) dan Persia
kekuasaan Byzantiom meliputi wilayah “disebelah barat Jazirah termasuk Syam dan
Mesir.
Pada umumnya, cara hidup orang Arab
Pra Islam adalah nomaden, mereka berpindah dari satu padang rumput ke padang
rumput lainnya, mereka inilah yang biasa di sebut sebagai masyarakat badui,
namun ada juga yang hidup menetap di kota-kota.
B. Tujuan
Adapun tujuan kami untuk menyusun
makalah ini adalah supaya kita bisa mempelajari lebih banyak tentang sejarah
peradaban Islam itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arab
Pra Islam
Jazirah Arab pada masa Pra Islam
adalah wilayah yang diapit oleh 2 imperium besar yaitu Byzantium
(Romawi) dan Persia.
Kekuasaan Byzantium meliputi wilayah di sebelah barat Jazirah, termasuk Syam
dan Mesir, sedangkan kekuasaan Persia
meliputi wilayah di sebelah Timur Jazirah termasuk Irak.
Dua kekuaran superpower senantiasa
saling berusaha menjatuhkan, juga sering terjadi konflik berkepanjangan
diantara 2 imperium ini. Dampak dari konfolik di Utara Jazirah ini para
pedagang dari Timur yang ingin megekspor barng dagangannya ke kawasan laut
tengah di barat tidak bisa melewati jalur tersebut, sebagai alternatif, mereka
mengambil jalur memutar, Teluk Persia – Yaman – Hijaz – Laut Tengah, nah, di
hijaz inilah terletak kota Mekah. Dengan demikian Mekkah ketika itu adalah salah
satu titik transit perdagangan antar negara.
Dengan nuansa dagang yang kental ini,
pekerjaan utama penduduk Mekkah berdagang. Mereka bukan komentar petani karena
memang tanah di Mekah juga tidak terlalu subur. Pada umumnya cara hidup orang
arab Pra Islam adalah nomaden, mereka berpindah dari suatu padang rumput (oase)
ke padang rumput lainnya, orang-orang Arab hidup secara komunal, hidup dalam
suku yang umumnya terbentuk berdasarkan pertalian darah, suku ketika itu adalah
pelindung bagi eksistensi seseorang.
Secara ekonomi masyarakat Mekah
adalah masyrakat yang kapitalis. Diantara mereka terdapat golongan berjuis
yakni orang-orang san suku-suku yang kaya dan terpandang mereka pada umumnya
individualisme dalam hal kekayaan, kepedulian mereka relatif rendah terhadap
orang-orang dan suku-suku lemah, ditengah-tengah masyarakat yang demikianlah
Muhammad dilahirkan.
Dilihat dari silsilah keturunan para
sejagawan membagi kaum bangsa Arab menjadi 3 bagian yaitu :
1.
Arab Ba’idah yaitu kaum arab
terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci.
Pada dasarnya Arab
Ba’idah ini bukannya tidak bisa di lacak, hanya saja kurang bisa diteliti
secara rinci dan jelas. Hal ini dikarenakan mungkin kurangnya informasi atau
hal – hal yang bisa di teliti untuk mengetahui bagaimana sejarah arab ba’idah
itu secara utuh dan jelas.
Atau tidak adanya
keterangan silsilah yang jelas pada arab ba’idah itu sendiri. Karena yang
dimaksud tidak bisa di lacak disini adalah keturunan.
2. Arab
Aribah yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub Yasyjub bin
Qahthan
3. Arab
Musta’ribah yaitu kaum-kaum arab yang berasal dari keturunan Ismail
B. Konsidi
Sosial Budaya dan Agama
Keadaan sosialnya di bedakan menjadi
2 yaitu dari segi positif dan negatif dari segi positif misalnya setia pada
kawan dan pada janji, menghormati tamu, tolong menolong antar anggota kabilah.
Dan dari segi buruknya misalnya merendahkan derajat wanita. Secara garis besar
kondisi masyarakat mreka bisa dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai
segala aspek kehidupan, wanita diperjual belikan dan kadang-kadang diperlakukan
layaknya benda mati.
Arab pada masa Pra Islam memiliki
kebudayaan musyirik (menyembah berhala. Pada masa itu ada 3 berhala yang paling
besar yang ditempatkan di tempat-tempat tertentu seperti :
1. Manat
di Musyallal di tepi laut merah
2. Latta
di Thaif
3. Uzza
di Wadi Makhlah
Selain itu orang – orang Arab juga mempercayai dengan
pengundian nasib dengan anak panah dihadapan berhala hubal. Mereka juga
mempercayai perkataan peramal, orang – orang pintar dan ahli nujum. Sekalipun
masyarakat Arab Jahiliyyah seperti itu, tapi masih ada sisa-sisa dari agama
Ibrahim yanf tetap mengagungkan ka’bah.
Agama-agama yang ada di Arab Pra Islam seperti Yahudi,
Nasrani dan Agama Ibrahim. Orang-orang musyrik yang mengaku agama Ibrahim
keadaannya jauh sama sekali dari perintah dan larangan syariat Ibrahim dan
orang-orang Yahudi berubah menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong,
sedangkan agama Nasrani berubah menjadi agama paganisme yang sulit dipahami dan
menimbulkan pencampuradukan antara Allah dan manusia.
C. Ilmu
Pengetahuan dan Politik
Meskipun Arab terpencil dari dunia
luar, namun mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas, bukti dari
kecerdasan akal mereka dalam ilmu pengetahuan dan seni bahasa dapat ditemukan
sebagai berikut :
1. Ilmu
Astronomi
Bangsa kaidan (Babilon) adalah guru dunia bagi
ilmu astronomi mereka menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya.
2. Ilmu
Meteorologi
Mereka menguasai ilmu cuaca atau ilmu iklim
3. Ilmu
Mitologi
4. Ilmu
Tenung.
Keahlian
tentang tenung dalam menenung bukan merupakan bagian intelektual yang tinggi,
karena ilmu tenung itu sendiri bukanlah ilmiah dan hanya bersifat relatif dan
terkaan.
5. Ilmu
Thib (kedokteran)
Kondisi Arab sebelum Islam,
hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri-sendiri, satu sama
lain kadang-kadang saling bermusuhan, mereka tidak mengenal rasa ikatan
nasional.
Rasa kesukuan (asyabiyah) amat
kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bilamana terjadi salah seorang diantara
mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit
membelanya. Semboyan mereka “tolong saudaramu, baik dia menganiaya atau
dianiaya”
Kekuasaan yang berlaku saat
ini adalah syistem diktator. Banyak hal yang terabaikan kadang-kadang persaingan
untuk mendapatkan kursi pemimpin yang memakai sistem keturunan paman kerap
membuat mereka bersikap lemah lembut, manis dihadapan orang banyak.
Pada dasarnya sistem
politik arab sebelum islam yaitu masyarakatnya hidup bersuku suku dan berdiri
sendiri – sendiri, sehingga berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Dampak buruk
dari sistem politik ini adalah Mereka hanya membela orang – orang yang ada
dalam suku mereka, tidak ada rasa ikatan nasional di antara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar