PELEMBUT HATI
Ujian Dengan Kenikmatan
Dari Ibnu Abbas
Radiallahu Anhuma berkata Rasulullah saw bersabda “ Ada dua nikmat yang sering
dilupakan oleh manusia adalah nikmat sehat dan nikmat waktu lapang (HR.Bukhari).
Hakekat Kehidupan.
Allah telah
menciptakan manusia didunia dalam rangka untuk diuji, hal tersebut Allah
ungkapkan dalam surah Tabarak ayat 2 “ Dialah yang telah menciptakan
kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapakah yang paling baik
amalnya,Dia maha mulia dan maha pengampun”. Dan manusia semua dalam ruangan
ujian yang mencakup semua alam semesta ini.
Dan di sana ada
pengawas yang selalu mencatat seluruh prilaku manusia baik yang kecil maupun
yang besar. “ Tidak terucap sebuah perkataan kecuali akan di catat oleh Raqib
dan Atid (QS.Qof:18). Dan semua akan menjadi saksi,tubuh kita,bumi yang
kita pijak,sesama manusia dan Allah pun akan menjadi saksi atas semua perbuatan
yang kita lakukan.
Waktu Ujian.
Sedangkan
waktunya, dilaksanakan sejak manusia mencapai umur akil baligh hingga kematian
menjemputnya. Kalau seorang murid tahu berapa lama dia akan diuji karena ada
batasan yang jelas. Sebaliknya manusia sama sekali tidak tahu kapan ujian
tersebut berakhir. Seandainya seorang murid tdk diberitahu berapa lama
pelaksanaan ujian tersebut dan kertas jawabannya akan diambil secara tiba-tiba
maka pasti ia akan menggunakan seluruh kemampuannya untuk menjawab seluruh
pertanyaan tanpa membuang-buang waktu. Begitu pula seorang muslim sudah
seharusnya menggunakan setiap jenak waktunya untuk meraih kesuksesan dalam
ujian di Dunia ini.
Sarana Ujian.
Seorang murid
mengikuti ujian dengan menggunakan sarana pena dan kertas khusus ujian,
sedangkan manusia di Dunia ini melaksanakan ujian dengan tubuhnya,waktunya,hartanya,pekerjaannya,ilmunya
dan segala kemampuan dan kelebihan yang diberikan Allah kepada dia. Dan ujian
tersebut akan mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.
Perintah dan kewajiban yang harus dilaksanakan.
2.
Larangan dan hal-hal yang haram yang
harus di jauhkan.
3.
Kenikmatan yang harus di syukuri
4.
Musibah yang harus dia bersabar menghadapinya.
Hadits
yang diatas mengingatkan kita akan ujian kenikmatan yang wajib disyukuri oleh
manusia. Ketika berbicara tentang nikmat ada dua hal penting yang harus kita
perhatikan:
1.
Bahwa nikmat yang Allah berikan kepada manusia
sangat banyak, yang tidak mungkin manusia mampu menghitungnya. “ Apabila
kalian mencoba menghitung nikmat Allah maka kalian tidak akan bias
menghitungnya”(QS.16:18).
Seperti nikmat Iman,aqal,pendengaran,penglihatan,kesehatan,keturunan,
harta, bahkan disetiap ruas mili tubuh kita ada nikmat Allah yang begitu
banyak. SUBHANALLAH.
Diceritakan ada seorang fakir yang menadu
kepada seorang ulama tentang kefakirannya,dia berkata bahwa Allah belum
memberikan kepadanya nikmat sedikitpun. Maka Alim tersebut menjawab “ Maukah
kamu menjual matamu dengan harga seratus juta? Orang itu menjawab: tidak !
maukah kamu menjual telingamu dengan seratus juta? Jwbannya: Tidak, maukah kamu
menjual tanganmu dengan seratus juta? Tidak ! kembali org tersebut menjawab.
Maukah kamu menjual kakimu dengan seratus juta ? tidak! Menjual akal mu denga
harga yang sama? Tidak! , kemudian Alim tersebut berkata “ Kamu mengeluh tidak
punya apa-apa??? Sedang kamu memiliki milyaran..?. maka orang tersebut jadi
tahu bahwa nikmat yang bukan dalam harta lebih banyak. Dan nikmat Allah tidak
bisa dihitung.
2.
Bahwa nikmat adalah ujian,walaupun dalam
tampilannya nampak sebagai pemuliaan dan balasan,namun pada hakekatnya itu
adalah ujian. “ Dan manusia apabila diuji oleh Rabnya dengan dimuliakan dan
diberi nikmat maka ia akan berkata Tuhanku telah memuliakanku. Dan apabila
diuji dengan kesusahan maka ia akan berkata Tuhanku telah menghinakanku,
Sungguh tidak..” (QS.Al-Fajr 15-17). Dan QS.Zhukhruf :33-35.
Seandainya
nikmat adalah bentuk pemuliaan Allah kepada manusia maka para Nabi dan Rasul
tentunya akan menjadi manusia yang paling banyak mendapat nikmat,dan menjadi
manusia paling kaya. Dan sebaliknya orang – orang kafir sama sekali tidak akan
mempunyai apa-apa di Dunia ini. Dan hal itu bisa di analogikan seperti seorang
guru yang membagikan buku kepada para muridnya, diantara para murid ada yang
diberikan buku yang tebal,sedang dan tipis. Maka bergenbiralah murid yang
diberikan buku yang besar sedangkan yang diberikan buku yang kecil bersedih.
Setelah pembagian selesai sang guru berkata “ Materi Ujian akan
disesuaikan dengan bobot buku yang diberikan kepada masing-masing murid”.
Maka bergembirlah murid yang menerima buku yang kecil sebalik yang menerima
buku yang besar sangat bersedih. Begitulah kenikmatan yang ada di dunia ini.
Nikmat bukanlah pemuliaan tetapi dia adalah sebuah ujian maka itu nikmat tidak
bisa dijadikan sebagai ukuran untuk mengukur kedudukan manusia di sisi
Allah SWT, namun ukuran yang tepat adalah iman dan amal shaleh.
(QS.Al-Hujurat:13).
3.
Keberhasilan seseorang dalam menjalani ujian
ini adalah dengan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepadanya.
Dan syukur direalisasikan dalam beberapa macam:
a.
Syukur dengan hati. Yaitu dengan meyakini di
dalam hati bahwa setiap nikmat yang ada adalah karunia dari Allah
SWT.(QS.16:53). Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda :“ Ketahuilah apabila
seluruh umat berkumpul untuk memberikan manfaat (kenikmatan) kepadamu maka
mereka tidak akan memberikan manfaat kecuali apa yang Allah telah tetapkan
untuk mu” (HR.Turmudzi).
b.
Sykur dengan Lisan, yaitu dengan memperbanyak
ungkapan Alhamdulillah dan membicarakan banyaknya nikmat yang telah Allah
berikan kepadanya “ Dan dengan nikmat tuhanmu maka perbanyaklah menyebutnya”
(QS.Dhuha:..) dengan tetap mewaspadai sikap riya, dan denga tujuan memberikan
contoh kepada orang lain dalam melakukan amal khair. Dan bagian dari syukur
dengan lisan juga adalah dengan memperbanyak dzikir,tilawah,melakukan
amar ma’ruf nahyi mungkar dan mengajarkan ilimu.
c.
Syukur dengan Amal.Allah SWT berfirman “ Wahai
keluarga Daud beramalah sebagai ungkapan rasa syukur,dan sangat sedikit
hamab-Ku yang mampu bersyukur”.(QS.Saba:15). Bersyukur dengan amal akan berbeda
seiring dengan nikmat yang diberikan Allah kepada orang tersebut,apabila ia
diberikan hidayah maka ia harus mengajak manusia untuk mendapatkan hidayah dengan
segala kukatan yang dimiliki. Baransiapa diberikan akal yagn cerdas maka ia
harus gunakan untuk belajar dan mengajar,dan memanfaatkannya untuk membantu
menyelesaikan problematika kaum muslimin. Barangsiapa diberikan badan yang
sehat dan kuat maka harus ia gunakan untuk menolong sesama dan berjuang dalam
di jalan Allah. Dan barangsiapa diberikan harta maka ia harus gunakan dalam
memperjuangkan agama Allah baik secara terang-terangan ataupu secara sembunyi.
Inilah yang dinamakan dengan syukur dengan amal.
Ketiga jenis Syukur ini akan menyebabkan
ditambahkannya nikmat dari Allah SWT. (QS.14:7). Dan sikap syukur juga akan
menjadi sebab keselamatan seseorang di dunia ini, sebagaimana Allah SWT
menyelamatkan Nabi Luth as dan orang-orang yang bersama dengan dia, hal itu
karena mereka ternasuk orang yang banyak bersyukur kepada Allah SWT,
(QS.Al-Qomar:34-35). Sedangkan di Akherat Allah katakana (QS.Ali Imran:135).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar